Tugas
: Bahasa Indonesia II
Materi
: Proposisi, Implikasi dan Inferensi
Dosen
: Lenny Okviani
Ø PENALARAN
Menurut Gorys Keraf, penalaran adalah suatu proses berpikir
yang menghubungkan fakta-fakta untuk memperoleh suatu kesimpulan yang logis.
Penalaran tidak hanya dapat dilakukan dengan memakai fakta-fakta yang polos,
tetapi penalaran juga dapat menggunakan fakta-fakta yang berbentuk pendapat
atau kesimpulan. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk mepunyai penalaran yang
sangat peka terhadap setiap mata kuliah maupun keadaan yang terjadi
disekitarnya.
Sedangkan dalam buku Cermat Berbahasa Indonesia karangan E.
Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, penalaran adalah suatu proses berpikir
manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai
pada suatu simpulan. Secara umum penalaran dapat diartikan sebagai proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Proses
Penalaran dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Proposisi
2. Implikasi
3. Inferensi
§ PROPOSISI
Proposisi dalah suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang
memiliki arti penuh dan utuh. Dan proposisi memiliki pembilang (quantifier)
yang mengacu kepada kuantitas subjek.
Unsur-Unsur
dari Proposisi ialah :
- Subjek
- Predikat
- Kopula ( kata yang menghubungkan seubjek dan predikat )
- Subjek
- Predikat
- Kopula ( kata yang menghubungkan seubjek dan predikat )
Contoh :
“Semua manusia adalah fana”
semua =
pembilang(quantifier)
manusia = subjek
adalah = kopula
fana = predikat
manusia = subjek
adalah = kopula
fana = predikat
Jenis-Jenis
Proposisi
Proposisi
dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:
1.
Berdasarkan bentuk
a) Proposisi
tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Contoh:
- Semua orang hari ini bersedih.
- Semua orang hari ini bersedih.
b)
Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan
lebih dari satu predikat.
Contoh:
- Rumah susun ini ada yang disewakan dan dijual.
- Rumah susun ini ada yang disewakan dan dijual.
2.
Berdasarkan sifat
a)
Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan
predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
- Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
- Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
b)
Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di
dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2
jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh
proposisi kondisional hipotesis:
- Jika bayu tidak telat, maka dia tidak akan dihukum.
- Jika bayu tidak telat, maka dia tidak akan dihukum.
Contoh
proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
- Raffi Ahmad adalah seorang presenter atau penyanyi.
- Raffi Ahmad adalah seorang presenter atau penyanyi.
3.
Berdasarkan Kualitas
a)
Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek
dan predikatnya.
Contoh:
- Harimau adalah hewan buas.
- Harimau adalah hewan buas.
b)
Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada
terdapat kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contoh:
- Semua aves bukanlah omnivora.
- Semua aves bukanlah omnivora.
4.
Berdasarkan Kuantitas
a) Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata semua atau seluruh.
a) Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata semua atau seluruh.
Contoh:
- Semua mahasiswa harus mempunyai KRS (kartu rencana studi).
- Semua mahasiswa harus mempunyai KRS (kartu rencana studi).
b) Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang
pada uumnya diawali dengan kata sebagian dan beberapa.
Contoh:
- Sebagian mahasiswa lulus dengan tepat waktu.
- Sebagian mahasiswa lulus dengan tepat waktu.
§ IMPLIKASI
Implikasi diwujudkan dengan pernyataan “jika-maka” atau
juga “if-then“. Implikasi adalah suatu pernyataan logika yang hanya
akan bernilai salah ketika sebab bernilai benar DAN akibat
bernilai salah. Untuk lebih jelasnya kita lihat tabel kebenaran berikut:
Tetapi kita harus ingat kalau “jika A maka B” tidak sama
dengan “jika B maka A” karena alur implikasi hanyalah berjalan satu arah saja.
Contoh:
“Jika
lampu merah menyala maka kendaraan bermotor akan berhenti”
kalimat
diatas tidak akan sama dengan :
“Jika kendaraan
bermotor berhenti maka lampu merah menyala”
§ INFERENSI
Pengertian Inferensi
Inferensi adalah suatu proses penarikan konklusi dari satu
atau lebih proposisi. Ada dua cara yang bisa ditempuh dalam inferensi
yaitu inferensi induktif dan inferensi deduktif.
Inferensi deduktif terdiri atas inferensi langsung dan
inferensi tidak langsung (inferensi silogistik). Inferensi langsung adalah
penarikan konklusi hanya dari sebuah premis. Ada jenis lima
penalaran langsung yaitu :inversi,konversi,obvesrsi,kontraposisi,dan
oposisi . Inversi adalah penalaran langsung dengan
cara dengan menegasikan subjek proposisi premis dan menegasikan atau tidak
menegasikan baik subjek maupun predikat proposisi premis, maka inversi itu
disebut inversi lengkap. Inversi dilakukan dengan menegasikan subjek
proposisi premis, sedangkan predikatnya tidak dinegasikan, maka inversi itu
disebut inversi sebagian.
Contoh Inferensi :
Filsuf
Yunani didefinisikan sejumlah silogisme ,
bagian tiga kesimpulan yang benar, yang dapat digunakan sebagai blok bangunan
untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita mulai dengan yang paling terkenal
dari mereka semua:
Semua
manusia fana
Socrates
adalah seorang pria
Oleh
karena itu, Sokrates adalah fana.
Pembaca dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang
benar, tetapi Logika berkaitan dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan
mengikuti dari yang tempat?
Validitas kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan.
Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat,
melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian
yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi
bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu memiliki
kesimpulan yang benar.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar